Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

halaman

Tampilkan postingan dengan label iran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label iran. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Juli 2012

Alasan Logis Iran Untuk Memproduksi Nuklir

Ada pepatah bijak Iran yang berbunyi : Bersahabatlah dengan siapa saja, Sekalipun dengan Srigala, yang penting kapakmu selalu siap. Seperti yang kita tahu srigala di jaman Globalisasi saat ini adalah Amerika Serikat yang menunggu kesempatan untuk mencaplok suatu negara di kawasan Timur Tengah demi untuk mendapatkan minyak, dan tambang berharga lainnya. Seperti yang sebelumnya telah AS lakukan pada Irak atas tuduhannya pada Irak yang tidak terbukti yaitu Irak memproduksi senjata pemusnah massal. Tentunya hal ini tidak ingin dialami oleh Iran sebagai negara tetangga yang berdekatan. Selain itu Serigala lainnya yaitu Israel yang telah mencaplok Palestina (p.2-3).
Saat ini 'Kapak' kita harus selalu siaga. Oleh karena itu keputusan untuk mengaktifkan kembali program pengayaan nuklir Iran sebagai pelindung Iran untuk melindungi diri dari ancaman misalnya militer AS.
Pengayaan Uranium memang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, namun juga dapat dijadikan senjata. Hal itu yang selalu dicurigai oleh AS. Iran sendiri berpendapat bahwa program nuklir digunakan untuk keperluan damai. Iran membutuhkan penambahan kapasitas listrik, karena setiap tahun pertumbuhan keperluan listrik Iran 7-8%. Sementara produksi listrik Iran di tahun 2003 adalah 31000 megawatt. Pada 2005 kebutuhan akan listrik meningkat menjadi 36000 megawatt. Sedangkan sumber daya listrik Iran berasal dari hidroelektrik sebesari 7%,sisanya menggunakan bahan bakar minyak dan gas. Sedangkan harga minyak terus meningkat dan membakar BBM hanya untuk menghasilkan listrik dari pembangkit listrik,tentu adalah pemborosan. Karena suatu saat minyak yang dimiliki Iran akan habis (p.315).
Sumber : Ahmadinejad The Nuclear Savior Of Teheran Book (Adel El Gogary)

Kemajuan Sains dan Teknologi Iran Di Tengah berbagai Kecaman AS

Saya termasuk salah satu orang yang senang sekali mengetahui perkembangan sosial,budaya, politik, dan kecanggihan sains dan teknologi dari negara tetangga. Salah satunya perkembangan negara Iran. Iran merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang saat ini sedang mendapat kecaman dari AS atas produksi nuklirnya yang di klaim membahayakan umat manusia. Padahal Iran sudah berkali-kali mengatakan bahwa Iran memproduksi Nuklir untuk tujuan damai dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, bukan untuk digunakan memproduksi senjata pemusnah massal. Namun AS sepertinya tidak ingin disaingi oleh negara Iran yang perkembangan teknologinya yang semakin canggih. Iran menurut saya cukup cerdik dia membangun basis pengembangan nuklirnya di bawah tanah yaitu sekitar 75 kaki dari permukaan tanah dan tentu saja sulit di hancurkan oleh AS karena keberadaannya berada di pusat padat penduduk. Pabrik utama nuklir ini terletak dekat Natanz, 350 km dari selatan Teheran. Pabrik ini mengerjakan pembuatan mesin-mesin sentrifugal (putaran) dan menampung 50.000 mesin sentrifugal, disamping laboratorium. Iran memang benar-benar mempersiapkan ini semua. Iran meminta Rusia dalam merancang fasilitas sejenis yang digunakan sebagai bunker/tempat persembunyian bagi prajurit dan militer untuk menyelamatkan diri. Bunker ini mirip dengan bunker di Virginia dan Pensylvania yang didesain untuk melindungi para pemimpin AS (p.256-257).
Iran yang keras dalam mempertahankan keinginannya untuk memproduksi Nuklir ini harus mendapatkan konsekuensi yang menurut saya sangat berat. Akibat yang harus diterima oleh Iran adalah Iran harus menanggung embargo ekonomi dari banyak negara. Iran sudah kenyang dengan berbagai sanksi, sudah 28 tahun Iran mengalami sanksi itu, misalnya saja pada tahun 1995 Persiden AS Bill Clinton melakukan embargo total pada Iran, lalu mengeluarkan UU D'Amato yang melarang perusahaan-perusahaan asing untuk menanamkan modalnya di sektor perminyakan Iran lebih dari US$40 juta per tahun, tapi Iran mampu melewati kesulitan itu dan tetap dapat survive, karena ternyata tidak ada negara yang benar-benar mematuhi peraturan untuk tidak bekerja sama dengan Iran, karena mereka butuh pada Miyak Iran, seperti Inggris dan Prancis yang merupakan sekutu AS. Negara ini tetap menanamkan modalnya yang besar pada bidang energi Iran. Sanksi lainnya yaitu dilakukan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB. DK PBB melarang pejabat dan pengusaha individu melakukan kunjungan ke Iran, jika melanggar maka akan dibekukan asetnya karena akan dianggap terlibat dalam program nuklir Iran. Selain itu sanksi lainnya adalah pembatasan negara dan lembaga keuangan internasional yang akan membuat komitmen untuk melakukan hibah, bantuan keuangan. Hal itu akan menghambat laju perekonomian Iran (p.323-325).
Seperti yang kita tahu bila orang dihadapkan berbagai kesulitan, maka biasanya orang akan cenderung kreatif untuk mencari peluang-peluang atau mencari solusi-solusi yang memungkinkan untuk terlepas dari problem yang membelit negara ini. Iran menjadi negara yang mandiri. Dulu Iran mengimpor gandum, sekarang menjadi negara pengekspor gandum, kemudian di bidang kemiliteran Iran mengembangkan senjata baru yang hebat, misalnya mampu mengembangkan rudal Shihab-1 yang mempunyai daya jelajah antara 300-500 km yaitu Shihab 1. Shihab 1 ini merupakan teknologi yang ditiru atau dicangkok Iran dari Rudal Scud-B Rusia yang berdaya jelajah 300 km dan Shihab 2 yang merupakan hasil dari meniru teknologi rudal rusia yaitu Scud-C. Negara ini mampu mencangkok atau meniru serta mengembangkannya lebih lanjut dari senjata rudal milik rusia yang sebelumnya digunakan oleh Iran. Selain itu juga Iran juga mengembangkan kemampuan militer yang mampu menangkis dan menghantam target AS di kawasan Teluk dan Irak yaitu Shihab 3 yang dapat membawa 3 hulu ledak perang sekaligus. Kemudian dibidang telekomunikasi Iran berhasil meluncurkan satelit ke luar angkasa. selain itu bidang lainnya Iran mampu mengkloning dan membuat mesin mobil sendiri. Iran termasuk negara yang berhasil membangun nuklir sampai berkembang dengan cukup berhasil (p.323-325).
Hal ini terjadi karena Presiden Iran saat ini yaitu Ahmadinejad bertekad bahwa dalam memajukan ekonomi iran, maka harus dilakukan peningkatan kemampuan penguasaan sains dan teknologi atau ilmu pengetahuan untuk menggerakkan ekonomi Iran. Seperti yang kita tahu bahwa Iran ratusan tahun lalu merupakan pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan, filsafat, kedokteran, dan ilmu astronomi, disaat negara eropa berada di dalam kegelapan. Menurut sumber lain, jumlah ilmuwan dan teknokrat yang bergerak dibidang penelitian dan pengembangan pada tahun 1987-1997 perbandingannya adalah 560 orang untuk tiap 1 juta Penduduk Iran. Jumlah ini tentunya sangat memadai untuk pengembangan teknologi di bidang militer. Kita juga dapat belajar dari Iran bahwa saat ini dibutuhkan kebijakan pemerintah yang berpihak pada kepentingan ilmu pengetahuan dan sains dan teknologi. Selama ini anggaran untuk riset dan teknologi selalu dipangkas untuk kepentingan lainnya.
Sumber : Ahmadinejad The Nuclear Savior Of Teheran Book (Adel El Gogary)

Sabtu, 22 November 2008

pendapat orang iran tentang indonesia

Kebetulan kejadiannya belum terlalu lama. Waktu itu di kampus, saya dan teman - teman saya sedang makan di kantin. Kemudian nggak lama berselang, orang irannya tu dateng dan ngambil tempat duduk di depan kami. Mungkin karena kursinya deket sama meja nya ibu kantin. Trus orang irannya tu mulai pesen makan dan terjadilah percakapan yang kocak antara ibu kantin versus orang iran. Abis ngomongnya kayak jaka sembung naik ojek sih. Ibunya ngomong indonesia dengan logat jawa, n orang irannya ngomong campur sari indonesia english tapi dengan logat iran yang mirip-mirip arab gitu. Trus karena agak kesusahan juga ngomongnya, jadinya kita ikutan bantuin nerjemahin indonesia ke ibunya dan bahasa inggris ke orang iran itu. Lama - kelamaan kita jadi terlibat obrolan seru sama orang iran itu. Ternyata dia itu kuliah S2 di Teknik Informatika.
Sebenarnya dia dapat 2 beasiswa satunya di India dan satunya lagi di Indonesia. Kalo boleh memilih dia lebih milih di India. Ya jelaslah dilihat dari reputasi India yang teknologi informasinya yang canggih n bagus. Saya bisa memahami hal itu, tapi agak sedih juga sih negara tercnta kita ini blom bisa se level india dalam hal kecanggihan teknologi informasinya. Hu...hu..,,Kebetulan karena visanya dia di India bermasalah dan urusan ribet lainnya akhirnya dia mutusin kuliah S2 di Indonesia.
Lama-kelamaan kita ngobrolin masalah masing - masing budaya kita masing - masing. Yang aku tau tentang Iran cuma sebatas Iran itu negara yang kebudayaannya tinggi dan dulunya termasuk salah satu negara yang memiliki kebudayaan tinggi dalam hal iptek dan arsitektur sama seperti yunani. Selain itu juga yang saya tau hanya presiden Iran yang saat ini yaitu Ahmadinejad. Saya tanya saja kondisi plitik Iran saat itu dan bagaimana kondisi secara umum di Iran . Ternyata kondisi disana sedang panas-panasnya politik. Ahmadinejad katanya tidak akan terpilih jika dia terus vokal terhadap amerika dalam hal uranium yang sedang dikembangkan Iran , karena sebenarnya rakyat Iran juga was-was terhadap dominasi Amerika dan ancaman Amerika terhadap Iran. Kemudian setelah cerita panjang lebar akhirnya kita beralih ke obrolan yang santai. Orang iran itu cerita-cerita kalo dia sangat rindu sama masakan ibunya. katanya kalo masak masakan khas iran gak tau apa namanya katanya bisa sampe 3 jam.bueeh....seng bener ae...ga kurang lama ta..., katanya aromanya itu bisa tercium sampai radius beberapa kilometer. Masa' seh, agak nggak percaya juga sih, tapi dia trus meyakinkan kita kalo itu emang bener. Trus akhirnya saya nanya gimana tentang masakan Indonesia, enakkah?? ternyata dia kurang suka masakan yang pedas -pedas, jadinya dia agak stress juga di Indonesia karena ga bisa nemuin masakan yang bener - bener taste karena masakan Indonesia kebanyakan emang pedes-pedes. Jadinya dia ga bisa milih-milih sembarang makanan. takut pencernaannya bermasalah. Trus dia juga menyoroti tentang kebersihan di Indonesia ini. Intinya kebersihan di Indonesia ini sangat kurang, sehingga dia harus beradaptasi dengan lingkungan di surabaya. Saya gak bisa mbayangin gimana dia bisa beradaptasi dari tempat yang biasanya bersih trus beralih di tempat yang kotor. Trus waktu itu nggak sengaja ada kucing di sekitar meja kami. Ka mi sih biasa aja karena emang kucingnya biasa nongkrong di kantin ini. Emang sih kadang agak risih juga kalo pas kucingnya nylundup ke kaki kita. Tapi dia cerita kalo di Iran kucing yang masuk di 'toko makanan' begitu dia menyebutnya atau mungkin seperti warung atau restoran bila ada kucing yang masuk katanya langsng di bakar idup-idup...hiii... sadis ya...,
Sebenarnya agak sedih juga negara kita ini nggak ada bagus-bagusnya di mata orang Iran itu, palingan nilai plus dari orang Indonesia adalah orang Indonesia itu ramah - ramah dan friendly. Menurutnya berbeda dengan kondisi orang Iran disana. Katanya di sana itu orang Iran itu misalnya pada saat jam istirahat kerja, atau disaat yang santai yang dibicarakan hanyalah masalah kerja atau bisnis saja, jadi tidak pernah ada habis-habisnya. Selain itu tingkat persaingan yang tinggi antara tingkat karyawan atau sejenisnya sehingga sering melakukan berbagai cara seperti saling menjatuhkan rivalnya. Jadi hanya itu saja yang menjadi nilai plus orang Indonesia. Berhubung kita ada kuliah, akhirnya kita bertiga mohon diri terhadap orang Iran itu.
Mungkin perbincangan saya dengan orang iran ini cukup menampar saya sebagai orang Indonesia, masih banyak hal yang harus diperbaiki , dan kita juga harus introspeksi diri terhadap kekurangan negara ini. Tapi ga tau kenapa saya tetep bangga sama Indonesia.
 

Sample text

Sample Text